Keduanya sama-sama hilang kontak di atas perairan Asia Tenggara.

Empat Perbedaan Raibnya AirAsia dan MH370
Hingga saat ini, hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang dilaporkan hilang kontak pagi kemarin, mengingatkan kita tentang tragedi Malaysia Airlines MH370.
MH370 dinyatakan hilang setelah tidak tampak lagi di layar radar dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Tiongkok. 
Keduanya sama-sama hilang kontak di atas perairan Asia Tenggara, tanpa ada panggilan darurat dan tidak ada jejak puing-puing.
Namun demikian, pakar penerbangan memperkirakan ada beberapa perbedaan antara dua tragedi tersebut. Berikut ini analisis mereka.
1. Tidak ada semacam intrik
Ketika MH370 menghilang, transponder pesawat (pemancar radio komunikasi pesawat ke radar di darat) tampaknya sengaja dimatikan. Pilot berhenti membuat transmisi radio, sehingga keberadaan pesawat menjadi misterius sebelum mungkin pesawat terbang selama berjam-jam sampai semua jejak menghilang.
Akhirnya muncul dugaan bahwa MH370 dibajak. Dan itu tidak ada dalam kasus AirAsia.
"Dalam hal ini ada komunikasi normal dengan pilot. Ia bahkan meminta untuk naik setinggi yang dia agar bisa menghindari garis awan," kata Peter Goelz, seorang ahli penerbangan dan mantan pejabat Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS.
2. Laut di bawahnya dangkal dan menjadi lalu lintas kapal sehingga puing pesawat lebih mudah ditemukan
Wilayah di mana MH370 diyakini jatuh adalah laut yang luar biasa dalam. Hal ini juga relatif misterius - beberapa tempat di dasar laut dalam tidak pernah dipetakan, sehingga sulit melacak keberadaan bangkai pesawat.
Dalam kasus AirAsia, jika pesawat itu jatuh di dalam air, kemungkinan terletak pada tidak lebih dari beberapa ratus meter dari jalur kapal laut yang sibuk. Hal ini mempermudah pencarian dan penemuan bangkai atau puing pesawat.
3. Maskapai penerbangan dan pemerintah telah banyak belajar dari kasus MH370
Beberapa jam setelah pesawat MH370 hilang pada bulan Maret lalu, kebingungan melanda. Ketika para pejabat saling mengeluarkan pernyataan, informasinya sering bertentangan atau membingungkan, dan keluarga penumpang dan kru mengeluh tentang bagaimana mereka diperlakukan.
Dalam hal ini, baik pejabat pemerintah dan maskapai tampaknya tak ingin hal itu terjadi lagi.
CEO AirAsia Tony Fernandes langsung mengeluarkan pernyataan melalui Twitter bahwa saat ini, dia hanya memikirkan nasib penumpang dan kru dan berjanji akan melakukan apa pun yang dia bisa.
Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein juga menunjukkan dukungan buat keluarga korban dengan menulis "Saya akan selalu bersama Anda".
Sementara itu, Pemerintah Indonesia bereaksi cepat dengan membuat rencana pencarian, termasuk mengerahkan kapal, pesawat dan tentara. Bantuan juga datang dari Singapura dan Australia.
4. Pesawat AirAsia QZ8501 diyakini akan ditemukan kurang dari 10 bulan.
"Dengan mengetahui lokasi yang lebih tepat di saat pesawat ketika kehilangan kontak, area pencarian yang lebih lebih kecil dan laut dangkal, pesawat QZ8501 hampir pasti akan jauh lebih mudah untuk ditemukan," kata Steven Wallace, mantan direktur Office of Accident Investigations di Federal Aviation Administration AS.
Wallace bahkan mengatakan, puing pesawat AirAsia akan ditemukan keesokan harinya karena ada informasi pasti tentang keberadaan terakhir pesawat sebelum hilang kontak. Apalagi kedalaman laut sekitarnya hanya 150 kaki, jauh lebih dangkal dari Samudera Hindia yang kedalamannya mencapai 10 ribu hingga 20 ribu kaki.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Keduanya sama-sama hilang kontak di atas perairan Asia Tenggara."

Post a Comment